Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Andra Kusuma Putra, Sp.OG, Subsp. FER (K)
Kista ovarium adalah struktur berbentuk kantong berisi cairan yang dapat terbentuk di dalam atau pada permukaan ovarium (indung telur), organ vital dalam sistem reproduksi wanita. Kista ini merupakan fenomena yang cukup umum dan sering terjadi sebagai bagian dari siklus menstruasi. Meskipun banyak wanita mengalami kista ovarium tanpa merasakan gejala apapun, ada kalanya kondisi ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk memahami faktor-faktor yang memicu pembentukan kista, gejala yang mungkin muncul, serta pilihan pengobatan yang tersedia untuk menangani kondisi ini. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kista ovarium tidak hanya membantu dalam pengelolaan kesehatan reproduksi, tetapi juga meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Apa Itu Kista Ovarium?
Kista ovarium adalah struktur yang dapat muncul pada ovarium wanita. Kista ini biasanya terbentuk sebagai bagian dari siklus menstruasi dan dapat bervariasi dalam ukuran dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan sering kali menghilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan tanpa memerlukan pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus, kista ini dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.
Jenis-Jenis Kista Ovarium
Ada beberapa jenis kista ovarium, yang masing-masing memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda:
- Kista Fungsional: Ini adalah jenis kista yang paling umum, biasanya terbentuk selama siklus ovulasi. Dua subkategori utama dari kista fungsional adalah:
- Kista Folikular: Terbentuk ketika folikel yang mengandung telur tidak pecah dan melepaskan telur selama ovulasi.
- Kista Korpus Luteum: Terbentuk setelah folikel melepaskan telur dan dapat berisi cairan, kadang-kadang berdarah.
- Kista Dermoid: Kista ini berkembang dari sel-sel yang ada sejak lahir dan dapat mengandung berbagai jenis jaringan, seperti rambut, kulit, dan gigi. Kista dermoid biasanya bersifat jinak tetapi bisa tumbuh cukup besar.
- Kista Endometriosis: Kista ini terjadi pada wanita dengan endometriosis, kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, sering kali di ovarium. Kista ini bisa menimbulkan rasa sakit yang signifikan.
- Kista Neoplastik: Ini adalah kista yang dapat bersifat jinak atau ganas (kanker). Kista neoplastik dapat memerlukan perhatian medis yang lebih serius.
Penyebab Kista Ovarium
Penyebab pasti kista ovarium sering kali sulit untuk diidentifikasi, tetapi sejumlah faktor telah diidentifikasi dapat berkontribusi terhadap pembentukan kista ini. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai faktor-faktor tersebut:
1. Siklus Menstruasi
Kista ovarium sering kali terbentuk sebagai bagian dari siklus ovulasi yang normal. Selama proses ini, folikel di ovarium berkembang dan melepaskan telur. Namun, jika folikel tidak pecah dengan benar dan tidak melepaskan telur, cairan dapat terakumulasi dan membentuk kista. Kista ini dikenal sebagai kista fungsional dan biasanya tidak menimbulkan gejala. Mereka cenderung hilang dengan sendirinya dalam beberapa siklus menstruasi.
2. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi kesehatan dapat meningkatkan risiko pembentukan kista ovarium. Salah satunya adalah endometriosis, di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, sering kali menyebabkan kista yang menyakitkan. Sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga merupakan kondisi hormonal yang dapat menyebabkan pembentukan banyak kista kecil di ovarium. Gangguan hormonal lainnya yang memengaruhi keseimbangan estrogen dan progesteron dalam tubuh dapat turut berperan dalam perkembangan kista.
3. Usia
Wanita yang berada dalam masa reproduksi, terutama yang berusia 20-an hingga 30-an, lebih rentan mengalami kista ovarium. Pada fase ini, siklus menstruasi yang aktif dan fluktuasi hormon lebih mungkin menyebabkan pembentukan kista. Namun, penting untuk dicatat bahwa kista juga dapat muncul pada wanita yang lebih tua, terutama setelah menopause, ketika perubahan hormonal menjadi lebih signifikan. Wanita pascamenopause mungkin mengalami kista yang lebih kompleks yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
4. Obesitas
Kelebihan berat badan atau obesitas dapat berdampak signifikan pada keseimbangan hormonal tubuh. Lemak tubuh yang berlebihan dapat menghasilkan estrogen tambahan, yang berpotensi mengganggu siklus menstruasi dan meningkatkan risiko pembentukan kista ovarium. Wanita dengan berat badan berlebih juga lebih mungkin mengalami kondisi seperti PCOS, yang telah terbukti berhubungan erat dengan pembentukan kista ovarium.
Baca juga: Obesitas dan Infertilitas: Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Kesuburan
Gejala Kista Ovarium
Banyak kista ovarium tidak menimbulkan gejala. Namun, jika kista tumbuh cukup besar atau jika terjadi komplikasi, beberapa gejala dapat muncul, antara lain:
- Nyeri Panggul: Rasa sakit ini mungkin terjadi secara sporadis atau konstan, tergantung pada ukuran dan jenis kista.
- Perubahan Siklus Menstruasi: Wanita dengan kista mungkin mengalami menstruasi yang tidak teratur atau perubahan dalam volume menstruasi.
- Nyeri saat Berhubungan Intim: Kista yang besar dapat menekan organ lain, menyebabkan rasa sakit saat berhubungan intim.
- Nyeri saat Buang Air Kecil atau Buang Air Besar: Kista yang menekan kandung kemih atau rektum dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil ataupun buang air besar.
- Pembengkakan di Perut: Jika kista cukup besar, dapat menyebabkan perut terlihat bengkak.
Tanda Bahaya
Segera cari bantuan medis jika Anda mengalami gejala berikut:
- Nyeri panggul yang tiba-tiba dan parah
- Muntah atau pusing
- Demam
- Pendarahan vagina yang tidak normal
Gejala-gejala ini dapat menandakan komplikasi serius, seperti kista yang pecah atau torsio (kista berputar dan memotong pasokan darah).
Baca juga: Memahami Vulvovaginitis: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Diagnosis Kista Ovarium
Diagnosis kista ovarium biasanya dilakukan melalui beberapa langkah, antara lain:
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk mencari tanda-tanda kista.
- USG (Ultrasonografi): Ini adalah alat utama untuk menilai kista. USG transvaginal dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai ukuran dan jenis kista, serta menilai apakah ada cairan di sekitar ovarium.
- Tes Darah: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan tes darah untuk mengevaluasi kadar hormon atau menyingkirkan kemungkinan kanker, seperti dengan mengukur level CA-125, protein yang kadang-kadang tinggi pada wanita dengan kanker ovarium.
- CT Scan atau MRI: Jika diperlukan, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan pencitraan tambahan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail.
Penanganan Kista Ovarium
Sebagian besar kista ovarium tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, jika kista menyebabkan gejala atau komplikasi, beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan meliputi:
- Pengamatan: Jika kista kecil dan tidak menimbulkan gejala, dokter mungkin hanya merekomendasikan pemantauan berkala. Ini sering melibatkan USG ulang untuk memastikan kista tidak tumbuh atau berubah.
- Obat Hormonal: Kontrasepsi hormonal (pil KB) dapat digunakan untuk mencegah pembentukan kista baru, terutama pada wanita dengan kista fungsional berulang. Obat hormonal juga dapat membantu mengatur siklus menstruasi.
- Pembedahan: Jika kista besar, menyebabkan nyeri, atau ada kekhawatiran tentang kemungkinan kanker, pembedahan untuk mengangkat kista mungkin diperlukan. Jenis pembedahan yang dilakukan dapat berupa:
- Laparoskopi: Pembedahan minimal invasif di mana alat kecil dan kamera dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk mengangkat kista.
- Laparotomi: Pembedahan terbuka yang mungkin dilakukan jika kista besar atau jika ada kekhawatiran tentang kanker.
- Perawatan Simtomatik: Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri jika kista menimbulkan ketidaknyamanan.
Baca juga: Perbedaan Miom dan Kista: Apa yang Perlu Anda Ketahui?
Kista ovarium adalah kondisi umum yang banyak dialami oleh wanita. Meskipun sering kali tidak berbahaya, penting untuk memperhatikan gejala yang muncul dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Dengan pemahaman yang baik tentang kista ovarium, Anda dapat mengelola kesehatan reproduksi Anda dengan lebih baik. Jika Anda mengalami gejala yang mengkhawatirkan, jangan ragu untuk mencari bantuan medis.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- WebMD. (n.d.). Ovarian Cysts. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- National Center for Biotechnology Information. (n.d.). Ovarian Cysts. Dalam Bookshelf. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- Ovarian Cancer Research Alliance (OCRA). (n.d.). Ovarian Cysts. Diakses pada 25 Oktober 2024.
- UCSF Health. (n.d.). Ovarian Cysts. Diakses pada 25 Oktober 2024.